Beberapa ratus species ikan memiliki organ penghasil listrik, namun
hanya sedikit yang dapat menghasilkan daya listrik yang kuat. Organ
penghasil listrik yang dimiliki oleh kebanyakan ikan tersusun dari sel
saraf dan sel otot yang telah mengalami perubahan penting. Bentuk organ
listrik seperti piringan kecil yang memproduksi lendir disebut
elektrosit, tersusun dan menyatu di bagian atas dari susunan lain yang
sejajar. Pada umumnya, semua piringan menghadap arah yang sama yang
memuat 150 atau 200 piringan setiap susunannya. Misalnya, pada ikan
torpedo terdapat 140 sampai 1000 piringan listrik pada setiap kolom.
Pada ikan torpedo yang sangat besar, jumlah seluruh piringan sampai
setengah juta. Prinsip kerja piringan listrik ini mirip dengan cara
kerja baterai. Ketika ikan beristirahat, otot-otot yang tidak
berhubungan belum aktif. Namun jika menerima pesan dari saraf, akan
segera bekerja secara serentak untuk mengeluarkan daya listrik. Pada
saat itu, voltase semua piringan listrik atau elektrosit menyatu,
sehingga mampu menghasilkan daya listrik sampai 220 volt pada ikan
torpedo atau sampai 650 volt pada belut listrik.
Pada umumnya semua spesies ikan tawar hanya bersifat listrik ringan,
kecuali sembilang listrik dan belut listrik. Ikan listrik yang hidup di
laut memiliki tenaga listrik yang lebih kuat dan berbahaya, karena air
laut mengandung garam membuat dirinya lebih tahan terhadap arus
listrik. Posisi dan bentuk organ listrik ini bervariasi tergantung pada
speciesnya.
Selain ikan yang dipersenjatai dengan muatan listrik potensial, ada
jenis ikan lain pula yang menghasilkan sinyal bertegangan rendah dua
hingga tiga volt. Jika ikan-ikan ini tidak menggunakan sinyal listrik
lemah semacam ini untuk berburu atau mempertahankan diri, lalu
digunakan untuk apa?
Ikan ini memanfaatkan sinyal lemah ini sebagai alat indera. Allah
menciptakan sistem indera dalam tubuh ikan ini, yang menghantarkan dan
menerima sinyal-sinyal tersebut.
Ikan ini menghasilkan pancaran listrik dalam suatu alat khusus di
ekornya. Listrik ini dipancarkan melalui ribuan pori-pori di punggung
makhluk ini dalam bentuk sinyal yang untuk sementara menciptakan medan
listrik di sekitarnya. Benda apa pun dalam medan ini membiaskannya,
sehingga ikan ini mengetahui ukuran, daya alir dan gerak dari benda
tersebut. Pada tubuh ikan ini, ada pengindera listrik yang terus
menentukan medan ini seperti halnya radar.
Pendeknya, ikan ini memiliki radar yang memancarkan sinyal listrik dan
menerjemahkan perubahan pada medan yang disebabkan oleh benda yang
menghambat sinyal-sinyal di sekitar tubuhnya. Ketika kerumitan radar
yang digunakan oleh manusia kita renungkan, penciptaan mengagumkan dalam
tubuh ikan akan menjadi jelas.
Bentuk tubuh belut listrik unik. Hampir 7/8 bagian tubuhnya berupa
ekor. Di bagian ekor inilah terdapat baterai-baterai kecil berupa
lempengan-lempengan kecil yang horizontal dan vertikal. Jumlahnya
sangat banyak, lebih dari 5.000 buah. Tegangan listrik tiap baterai
kecil ini tidak besar, tetapi kalau semua baterai dihubungkan secara
berderet (seri), akan diperoleh tegangan listrik sekitar 600 volt
(bandingkan dengan batu baterai yang hanya 1,5 volt).
Ujung ekor bertindak sebagai kutub positif baterai dan ujung kepala
bertindak sebagai kutub negatif. Belut listrik dapat mengatur hubungan
antara baterai kecil dalam tubuhnya itu untuk mendapat tegangan listrik
kecil dan tegangan listrik besar.
Untuk navigasi, belut listrik hanya membutuhkan tegangan listrik yang
kecil. Tetapi ketika ketemu musuh atau mangsanya, belut listrik akan
memberikan tegangan semaksimal mungkin melalui kepala dan ekornya yang
ditempelkan pada tubuh musuh atau mangsanya itu. Arus listrik sekitar 1
ampere yang ditimbulkan oleh tegangan listrik yang tinggi ini akan
mengalir dan membunuh mereka. Hewan lain tidak terganggu karena mereka
tidak bersentuhan langsung dengan ekor dan kepala belut.
mantap gan