Meskipun sebetulnya muncul keraguan akan keamanan transaksi di internet, gerbang pembayaran tersebut sangat dibutuhkan untuk mempermudah transaksi dengan pembeli dari negara lain.
Di dalam dunia maya, Indonesia sudah bertahun-tahun terkenal sebagai gudangnya para carder atau orang-orang yang menggunakan kartu kredit orang lain untuk bertransaksi di internet. Tidak heran, Indonesia pernah memperoleh peringkat ke-2 setelah Ukraina dalam hal kejahatan kartu kredit terbanyak di dunia. Hal ini menyebabkan tertutupnya peluang bagi orang-orang Indonesia untuk menggunakan kartu kreditnya dalam melakukan transaksi online di Internet.
Bahkan beberapa toko online di Indonesia yang memberikan fasilitas pembayaran melalui kartu kredit juga terkena getahnya. Selain tidak ada lagi akses kartu kredit yang berasal dari konsumen lokal, toko tersebut juga tidak dapat lagi menerima pembayaran kartu kredit dari negara manapun. Karena penyedia gerbang pembayaran tersebut memasukkan Indonesia ke dalam daftar hitam transaksi keuangannya.
Alhasil mekanisme pembayaran di beberapa toko online kembali pada cara-cara konvensional, yaitu melalui ATM, pembayaran tunai, atau pengiriman uang melalui jasa kurir. Tidak adanya lagi media untuk pembayaran kartu kredit di situs onlinenya, membuat pembeli enggan melakukan transaksi bisnis. Pembeli luar negeri lebih menginginkan transaksi yang mudah dan aman.
Tentunya kejadian tersebut sempat menjadi pukulan bagi orang-orang yang aktif melebarkan sayap bisnisnya di internet. Peluang-peluang yang lebih besar bagi ekonomi bangsa ini juga ikut lenyap oleh tindakan-tindakan sesaat yang tidak memikirkan efek jangka panjangnya. Selain itu, bagi orang awam tercipta satu pandangan bahwa internet tidak menjamin keamanan transaksi.
Dua Kunci
Dengan teknologi SET atau Secure Electronic Transaction yang dibuat oleh VISA dan MasterCard, data kartu kredit tidak dapat dibaca oleh sembarang orang pada saat melakukan transaksi. Untuk membaca dan mengartikan informasi tersebut, sesorang membutuhkan dua kunci yang dimiliki oleh pemegang kartu dan pihak bank atau institusi yang mengeluarkan kartu kredit.
Tanpa kedua kunci tersebut, data yang telah di-enkripsi tidak dapat dimengerti. Meskipun penjual atau toko online tersebut dapat menerima pembayaran melalui kartu kredit, nomor kartu kredit pembeli tidak dapat dilihat oleh penjual karena nomor tersebut langsung dikirim kepada penerbitnya untuk verfikasi dan penagihan.
Selain itu, masih terdapat protokol SSL/TLS (Secure Socket Layer/Transport Layer Security) yang akan mengamankan saluran komunikasi dari pembeli ke penjual. Data yang dikirim melalui protokol ini akan di-enkripsi sehingga tidak mudah bagi seseorang untuk membacanya meskipun berhasil mengambil data tersebut pada saat transaksi. URL yang membutuhkan koneksi SSL/TLS biasanya dimulai dengan https: sebagai ganti http.
Sehingga cukup jelas bahwa dari sisi teknologi yang telah disediakan, transaksi melalui internet cukup mampu mengamankan data di sisi pembeli dan penjual. Dengan adanya protokol yang telah disebutkan di atas, sangat sulit mencuri dan membaca data kartu kredit pada saat Anda melakukan transaksi di internet. Data transaksi yang diterjemahkan dalam bentuk kode-kode khusus sangat sulit untuk ditembus.
Menghindari Kejahatan
Pencurian nomor dan identitas kartu kredit yang dilakukan oleh para carder rata-rata justru menggunakan cara-cara konvensional, yaitu dengan mencatat kartu kredit secara fisik pada saat diserahkan oleh pemiliknya, mencari arsip-arsip transaksi kartu kredit di tumpukan sampah toko atau rumah Anda, atau berasal dari sampah kartu kredit yang telah kadaluwarsa.
Sehingga untuk menghindari kejahatan tersebut, jangan biarkan orang lain mencatat data fisik kartu kredit Anda. Kartu kredit hanya bisa digesek di mesin bank atas sepengetahuan Anda. Jika bank penerbit kartu kredit menyediakan kartu kredit lokal, lebih baik gunakan kartu kredit lokal untuk bertransaksi. Kartu kredit lokal rata-rata tidak bisa digunakan untuk bertransaksi di internet.
Selain itu, jangan pernah membuang struk transaksi pembayaran kartu kredit tanpa menghancurkannya. Begitu pula dengan kartu kredit yang sudah kadaluwarsa. Jangan gunakan untuk gantungan kunci atau membuangnya di tempat sampah begitu saja. Pastikan kartu kredit yang sudah kadaluwarsa tidak lagi dapat terbaca ketika membuangnya ke tempat sampah.
Namun jika Anda terkena kejahatan ini, segera ajukan klaim kepada bank penerbit kartu kredit. Akan lebih baik pengajuan klaim dilakukan sebelum tagihan dibayarkan. Hal ini akan mempermudah Anda dan bank penerbit untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Saat ini sebagian besar bank yang ada di Indonesia sudah mempunyai pemahaman yang lebih baik dalam menyikapi kejahatan transaksi seperti ini.
Yang Perlu Dipersiapkan
Dengan adanya ilustrasi teknologi keamanan transaksi di internet sebelumnya, tentunya tidak perlu ada kekhawatiran terhadap keamanan transaksi di internet. Setiap saat Anda bisa memulai membuka usaha secara online. Apabila berminat untuk mengembangkan bisnisnya melalui internet, beberapa hal yang perlu dipersiapkan antara lain situs web atau Blog untuk menampilkan informasi produk.
Terdapat beberapa aplikasi web instan yang gratis seperti OSCommerce (www.oscommerce.com) atau Joomla (www.joomla.org) ditambah dengan dukungan VirtueMart (virtuemart.net), yang dapat mempersiapkan toko online tanpa proses pengembangan yang panjang.
Selain itu, Anda juga harus menentukan metode pembayaran, baik menggunakan kartu kredit, pembayaran tunai pada saat barang diterima, ataupun transfer melalui rekening Bank. Jika Anda menghendaki untuk menyediakan fasilitas pembayaran kartu kredit melalui internet, maka gerbang pembayaran seperti paypal.com, ikobo.com, 2checkout.com, e-gold.com, dan pay.indo.com dapat dipertimbangkan untuk dicoba. Masing-masing menerapkan potongan biaya berbeda-beda untuk setiap transaksi yang dapat dibandingkan-bandingkan sebelum dipilih.
Apabila konsumen telah memesan dan melakukan pembayaran, fokus yang cukup penting adalah prosedur pengiriman. Ketepatan waktu dan kualitas barang yang dikirim akan menentukan seseorang pembeli akan melakukan pembelian kembali atau tidak pernah lagi kembali.
Perlunya strategi penjualan yang berbeda dengan penjualan tanpa melalui internet. Penggunaan internet seringkali dapat memangkas beberapa biaya yang diakibatkan oleh banyaknya media distribusi. Sebagai contoh, secara normal salah sebuah penerbit buku harus menyediakan 30% harga jualnya untuk distributor. Namun karena pembeli dapat langsung memesan melalui website penerbit, maka terdapat sebagian keuntungan yang dipersiapkan untuk tambahan diskon ataupun hadiah. Selain itu, promosi melalui media lain juga tetap perlu diperhatikan.
0 komentar:
Posting Komentar
Berikan Kritik dan saran Anda Mengenai Blog JOHAN JM Setiap Kritik ataupun saranakan anda sangat berarti sekali buat JOHAN JM agar bisa menjadi lebih baik untuk kedepannya. JANGAN SPAM